Jumat, 31 Juli 2009

Hancurkah Dunia Pendidikan Kita?

by Novanfarizi

Jika para teroris sudah sering meBOOMbardir gedung dan bangunan, itu sudah biasa! Tapi jika, siapa yang telah menjadi “Teroris pendidikan” yang telah memBOOMbardir; menjadikan hancur lebur sistem pendidikan di negeri ini? Itu baru LUARR BIASAA! Dan inikah yang telah terjadi?

  • Sistem yang tidak menghargai proses Belajar adalah proses dari tidak bisa menjadi bisa. Hasil akhir adalah buah dari kerja setiap proses yang dilalui. tapi proses ini sama sekali tidak dihargai; anak didik tidak pernah dinilai seberapa keras dia berusaha melalui proses. Melainkan hanya semata-mata ditentukan oleh ujian akhir.
  • Sistem yang hanya mengajari anak untuk menghafal bukan belajar dalam arti sesunguhnya. Apa beda belajar dengan menghafal? Produk dari sebuah pembelajaran kemampuan atau keahlian yang dikuasai terus menerus. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat anak belajar sepeda. Mulai dari tidak bisa menjadi bisa, dan setelah bisa ia akan bisa terus sepanjang masa. Sementara produk dari menghafal adalah ingatan jangka pendek yang dalam waktu singkat akan cepat dilupakan. Perbedaan lain bahwa belajar membutuhkan waktu lebih panjang sementara menghafal bisa dilakukan hanya dalam 1 malam saja. Padahal pada hakekatnya Manusia dianugerahi susunan otak yang paling tinggi derajatnya dibanding mahluk manapun didunia. Fungsi tertinggi dari otak manusia tersebut disebut sebagai cara berpikir tingkat tinggi atau high Quality Thinking; yang direpresentasikan melalui kemampuan kreatif atau bebas mencipta serta berpikir analisis-logis; sementara fungsi menghafal hanyalah fungsi pelengkap. Keberhasilan seorang anak didik nanti bukan ditentukan oleh kemampuan hafalannya melainkan oleh kemampuan kreatif dan berpikir kritis analisis.
  • Sistem sekolah yang berfokus pada nilai-nilai yang biasanya diwakili oleh angka-angka biasanya dianggap sebagai penentu hidup dan matinya seorang siswa. Begitu sakral dan gentingnya arti sebuah nilai pelajaran sehingga semua pihak mulai guru, orang tua dan anak akan merasa rasah dan stress jika melihat siswanya mendapat nilai rendah atau pada umumnya dibawah angka 6 (enam). Setiap orang dikondisikan untuk berlomba-lomba mencapai nilai yang tinggi dengan cara apapun tak perduli apakah si anak didik terlihat sekarat untuk mencapainya. Nyatanya dalam kehidupan nyata, nilai pelajaran yang begitu dianggung-anggungkan oleh sekolah tersebut tidak berperan banyak dalam menentukan sukses hidup seseorang. Dan lucunya sebagian besar kita dapati anak yang dulu saat masih bersekolah memiliki nilai pas-pasan atau bahkan hancur, justru lebih banyak meraih sukses dikehidupan nyata. Mari kita ingat-ingat kembali saat kita masih bersekolah dulu; betapa bangganya seseorang yang mendapat nilai tinggi dan betapa hinanya anak yang medapat nilai rendah; dan bahkan untuk mempertegas kehinaan ini, biasanya guru menggunakan tinta dengan warna yang lebih menyala dan mencolok mata. Sementara jika kita kaji lagi; apakah sesungguhnya representasi dari sebuah nilai yang diagung-agungkan disekolah itu? Nilai sesungguhnya hanyalah representasi dari kemampuan anak didik dalam “menghafal” pelajaran dan “subjektifitas” guru yang memberi nilai tersebut terhadap siswanya. Meskipun kerapkali guru menyangkalnya, cobalah anda ingat berapa lama anda belajar untuk mendapatkan nilai tersebut? Apakah 3 bulan, 1 bulan, atau cukup hanya semalam saja? Kemudian coba ingat-ingat kembali, jika dulu saat bersekolah, ada diantara anda yang pernah bermasalah dengan salah seorang guru, apakah ini akan mempengaruhi nilai yang akan anda peroleh? Jadi wajar lah meskipun kita banyak memiliki orang “pintar” dengan nilai yang sangat tinggi, negeri ini masih tetap saja tertinggal jauh dari negara-negara maju. Karena pintarnya hanya pintar menghafal dan menjawab soal-soal ujian.
  • Sistem pendidikan yang Seragam-sama untuk setiap anak didik yang berbeda-beda Siapapun sadar bahwa bila kita memiliki lebih dari 1 atau 2 orang anak didik, maka bisa dipastikan setiap anak akan berbeda-beda dalam berbagai hal. Andalah yang paling tahu perbedaan-perbedaanya. Namun, anak yang berbeda tersebut bila masuk kedalam sekolah akan diperlakukan secara sama, diproses secara sama dan diuji secara sama. Menurut hasil penelitian Ilmu Otak atau Neoro Science jelas-jelas ditemukan bahwa satiap anak memiliki kelebihan dan sekaligus kelemahan dalam bidang yang berbeda-beda. Mulai dari Instingtif otak kiri dan kanan, Gaya Belajar dan Kecerdasan Beragam. Sementara sistem pendidikan seolah-oleh menutup mata terhadap perbedaan yang jelas dan nyata tersebut yakni dengan mengyelenggaraan sistem pendidikan yang sama dan seragam. Oleh karena dalam setiap akhir pembelajaran akan selalu ada anak-anak yang tidak bisa/berhasil menyesuaikan dengan sistem pendidikan yang seragam tersebut.
  • Sekolah adalah Institusi Pendidikan yang tidak pernah mendidik. Membingungkan? tapi sesungguhnya inilah yang terjadi pada lembaga pendidikan kita.

Apa beda mendidik dengan mengajar?

Exactly! Mendidik adalah proses membangun moral/prilaku atau karakter anak sementara mengajar adalah mengajari anak dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.

Produk dari pengajaran adalah terbangunnya cara berpikir kritis dan kreatif yang berhubungan dengan intelektual sementara produk dari pendidikan adalah terbangunnya prilaku/akhlak yang baik.

Memang betul dalam kurikulum ada mata pelajaran Agama, Moral Pancasila, Kesenian dan sebagainya namun dalam aplikasinya disekolah, guru hanya memberikan sebatas hafalan saja bukan aplikasi dilapangan. Demikian juga ujiannya dibuat berbasiskan hafalan seperti hafalan Pasal2 UUD, butir-butir Pancasila dsb. Tidak berdasarkan aplikasi siswa dilapangan. Dengan sistem penilaian yang berbasiskan aplikasi dan penilaian masyarakat (User Based Evaluation).

Jadi wajar saja jika anak-anak didik kita tidak pernah memiliki nilai moral yang tertanam kuat di dalam dirinya, melainkan hanya nilai moral yang melintas semalam saja dikepalanya dalam rangka untuk dapat menjawab soal-soal ujian besok paginya dan mendapat nilai tinggi.

Sumber: http://novanfarizi.blogdetik.com/2009/07/31/hancurkah-dunia-pendidikan-kita-kita/

Rabu, 22 April 2009

MANAJEMEN USAHA

Oleh: Drs. Irsan, M.Pd., M.Si.

Staf Pengajar di Universitas Negeri Medan.

A. Kondisi Usaha Kecil, Mikro Dan Menengah

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.

Meskipun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dalam hal produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan, serta iklim usaha. Untuk meningkatkan kesempatan, kemampuan, dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, telah ditetapkan berbagai kebijakan tentang pendanaan dan pengembangannya namun belum optimal. Hal itu dikarenakan kebijakan tersebut belum dapat memberikan perlindungan, kepastian berusaha, dan fasilitas yang memadai untuk pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Sehubungan dengan itu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan dengan cara: (a) penumbuhan iklim usaha yang mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan (b) pengembangan dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan tersebut perlu dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis, dan berkesinambungan.

Prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah: (a) penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; (b) perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; (c) pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; (d) peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan (e) penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

Pembangunan perekonomian Indonesia harus diarahkan untuk menciptakan pengusaha yang tangguh, mandiri, berdaya saing dan berbasis pengetahuan. Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perlu didorong, diarahkan dan diberi kesempatan untuk berkembang. Potensi UMKM di Indonesia secara umum: (a) 41 juta unit usaha, (b) 99% dari total unit usaha yang ada, (c) menyerap tenaga kerja 64,3 juta orang, (d) kontribusi 58,2 % terhadap PDB, dan (e) sekitar 80% belum/tidak mendapat fasilitas kredit perbankan.

Pengembangan dan peningkatan peran sektor UMKM dalam pertumbuhan ekonomi nasional bukan semata-mata menjadi tugas lembaga keuangan/perbankan saja. Mengapa demikian? UMKM masih belum menjalankan fungsi dan peranannya secara maksimal karena menghadapi berbagai masalah seperti masalah keterbatasan modal, teknik produksi, bahan baku, pemasaran, manajemen, dan teknologi. Selain itu, hambatan yang dihadapi oleh UMKM adalah keterbatasan dalam mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan pasar, keterbatasan jaringan kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis.

Upaya mendorong generasi muda untuk terjun di dunia usaha patut didorong dengan sungguh-sungguh. Kepada para pemuda perlu ditubuhkan jiwa kewirausahaan, yaitu suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Melalui modul ini diharapkan muncul pemahaman para pemuda akan manajemen usaha.

B. Manfaat Membuka Usaha

Kebanyakan orang masih enggan untuk membuka usaha atau memiliki bisnis sendiri. Kengganan ini sebagaian besar oleh karena ketakutan akan resiko yang mungkin terjadi. Sebenarnya, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh dari membuka usaha.

1. Potensi penghasilan yang tidak terbatas

Jika anda bekerja sebagai karyawan maka penghasilan anda adalah sebesar gaji (mungkin ditambah tunjangan). Sebaliknya, bila anda membuka usaha sendiri, bisa mendapat penghasilan dalam jumlah yang besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja usaha anda.

2. Dapat memaksimalkan kemampuan yang anda miliki

Ide-ide kreatif ataupun kemampuan yang anda miliki seperti kemampuan menjual, bernegosiasi, dsb akan membuat anda memiliki kebebasan berkreasi, bekerja tanpa ada batasan-batasan jika bekerja sebagai karyawan di satu perusahaan. Kemampuan dan kebebasan yang anda miliki akan membuat semangat kerja berlibat ganda.

3. Anda lebih bebas mengatur ritme kerja anda

Dengan menjadi karyawan perusahaan, maka sebenarnya anda menjual waktu dan kemampuan anda untuk digunakan perusahaan. Hal ini tidak berarti buruk, karena anda mendapat gaji sebagai imbalannya. Masalahnya, seringkali karyawan tidak punya cukup waktu untuk keluarganya, karena seluruh waktunya tersita untuk pekerjaannya.Jika anda memulai usaha sendiri, maka andalah yang mengatur waktu kerja.

4. Pengembangan sikap mental yang lebih mandiri

Bagaimana perasaan anda jika menjadi bos di usaha kita sendiri? Manfaat yang sangat besar dari membuka usaha sendiri adalah sikap mental yang kuat dan mandiri. Sikap mental yang kuat dan mandiri seringkali dibutuhkan pada saat usaha kita sedang menghadapi masalah sehingga dituntut tindakan cepat dan tepat.

5. Kepuasan atas keberhasilan dalam melakukan sesuatu

Salah satu pendorong para pengusaha membuka usaha sendiri adalah rasa puas jika telah berhasil menghasilkan sesuatu. Hal ini menimbulkan motivasi tersendiri bagi banyak pengusaha sukses dan berusaha terus menjadi yang terbaik. Ingatlah kata-kata Erik Weihenmayer, seorang tunanetra yang berhasil mendaki gunung McKinley, Amerika Utara (tinggi 6.194 meter): ”Saya tidak pernah melakukan pendakian untuk memecahkan rekor dunia atau menjadi pahlawan bagi siapapun, tetapi saya ingin menghirup kesenangan, kepuasan, dan prestasi semaksimal mungkin dari batas kemampuan manusia”.


C. Pertanyaan Yang Perlu Dijawab Sebelum Memulai Usaha

Pada dasarnya sebuah usaha dimulai dari ide. Ide didiskusikan dan dikembangkan menjadi sebuah usaha. Usaha (business) direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dan dinikmati hasilnya. Kesuksesan dalam berusaha tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam mengelola usahanya.

Memulai usaha bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang urung memulai usaha. Semestinya memulai usaha tidak menjadi salah satu sumber ketakutan. Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai usaha, seseorang bisa membuat persiapan yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimis. Oleh karena itu, ada beberapa aspek yang perlu dipahami jika ingin memulai suatu usaha. Sebelum memulai usaha sendiri, cobalah jawab 9 pertanyaan dasar berikut ini.

1).Saya Sebaiknya Berusaha Dalam Bidang Apa?

Bisnis yang paling baik bagi Anda adalah yang paling Anda kuasai dan sukai (can and will). Penguasaan membuat produk Anda berkualitas, dan kesukaan membuat Anda tak mudah patah arang. Bila Anda memiliki beberapa pilihan, ada faktor ketiga yang perlu Anda pertimbangkan: sisi pasar. Mana yang paling akan direspon oleh pasar? Yang pertumbuhannya menjanjikan? Yang persaingannya sedikit? Paduan antara keahlian dan kesukaaan pribadi serta potensi pasar yang menjanjikan adalah adonan terbaik menuai sukses dalam berbisnis.

2). Apa Yang Diperlukan Untuk Sukses Di Usaha Ini?

Tergantung bisnis Anda. Namun demikian, ada lima serangkai kekuatan dasar yang menentukan keberhasilan bisnis Anda. Pertama, adanya produk yang berkualitas dan dibutuhkan pasar. Kedua, sistem pemasaran yang baik. Ketiga, kemampuan produksi. Keempat, sistem manajemen yang baik (utamanya keuangan, distribusi dan SDM) Ini didukung oleh adanya pengalaman dalam industri tersebut. Semakin pengalaman semakin baik. Kelima, rencana bisnis (business plan) yang matang. Matang di sini mengikuti hitung-hitungan yang benar dan bersandar pada realita.

Sementara kaitannya dengan diri Anda sendiri, yang diperlukan ada tiga serangkai. Pertama, keyakinan bahwa Anda akan berhasil. Ini didukung oleh konsistensi dan mental pantang menyerah. Kedua, kemampuan untuk bergerak tanpa dicemeti (self starter). Artinya dari segi memotivasi diri sendiri Anda sangat baik. Ketiga, kemampuan manajemen waktu yang baik.

Tidak semuanya harus Anda miliki dulu baru mulai berbisnis, lho. Mencari yang perfek (sempurna) itu baik, tetapi jangan menjadi perfeksionis. Kalau tidak, apakah Anda akan telat memulai?

3). Apakah Usaha Saya Perlu Berbadan Hukum?

Ketika usaha Anda baru mulai, Anda cenderung tidak perlu terlalu memikirkan status badan usaha. Pengurusan badan hukum membuat modal Anda terpakai. Padahal modal itu bisa untuk hal lain yang mungkin lebih penting. Namun, adakalanya badan hukum merupakan salah satu syarat lancar-tidaknya pemasaran bisnis Anda. Bila ini yang terjadi, masukkan pengurusan badan hukum sebagai bagian investasi awal. Bentuk badan hukum yang sesuai tergantung pada corak dan tujuan jangka panjang bisnis Anda. Apakah bentuknya yayasan, CV, PT atau bentuk lainnya, lebih baik Anda diskusikan dengan notaris yang memiliki hubungan terdekat dengan Anda.

4). Berapa Investasi Awal untuk Usaha Ini?

Tergantung corak bisnis yang akan Anda terjuni. Investasi awal Anda terbagi dua. Pertama, pembelian / penyewaan gedung dan peralatannya. Kedua biaya operasional harian (pemasaran, produksi, biaya overhead termasuk gaji pegawai) minimal untuk satu tahun pertama. Apa saja item-item yang lebih detail, berkonsultasilah dengan orang yang sudah pengalaman berbisnis dalam bidang tersebut. Mereka tahu apa saja yang penting dan bagaimana trik melakukan penghematan. Banyak sekali bisnis baru yang mogok lantas mati suri karena kehabisan dana di tengah jalan. Jadi soal investasi awal perlu Anda siapkan dan kelola dengan serius dan hati-hati sejak dini.

5). Darimana Pembiayaan Usaha Ini Bisa Saya Dapat?

Sumber paling memungkinkan pendanaan bisnis Anda ialah dari kocek pribadi. Mengapa demikian? Pembiayaan terhadap suatu usaha memerlukan hitung-hitungan kembalian investasi (return on investment) yang jelas. Prinsipnya, semakin yakin seseorang terhadap suatu usaha, semakin besar nilai investasi yang bersedia ia tanamkan. Karena itu, jumlah investasi yang Anda tanamkan secara pribadi juga merupakan cerminan keyakinan Anda atas usaha yang Anda jalankan. Jadi sederhana saja, bila Anda masih pelit mengeluarkan dana pribadi untuk usaha Anda, berarti ada unsur keyakinan yang hilang pada usaha Anda.

Namun demikian, ada pula orang yang sudah yakin terhadap suatu bisnis namun memang kesulitan dalam pembiayaan sendiri. Dinamika psikologis seperti ini membuat lantas terpikir bagaimana membiayai usaha tersebut dengan menggunakan modal orang lain. Sejalan dengan prinsip “keyakinan menentukan kesediaan investasi” maka kemudian dikenal persyaratan-persyaratan yang dikemukakan investor. Persyaratan paling umum dlam konteks ini ialah rencana usaha (business plan). Bila Anda bermaksud mendapatkan dana dari orang atau lembaga lain, maka Anda perlu membuat hitung-hitungan business plan secara tertulis. Apakah bentuk business plan Anda rumit atau sederhana, itu tergantung kondisi yang Anda hadapi. Pada hitungan paling sederhana, pembiayaan mungkin akan Anda berhasil dapatkan dari keluarga-kelurga terdekat Anda. Lebih kompleks lagi, Anda bisa mendapatkannya dari investor perseorangan, lembaga swasta, atau bank dalam jumlah sampai ratusan juta rupiah. Sumber-sumber dana ini dapat Anda ketahui dengan banyak membaca media. Semua ini, tergantung kemampuan Anda meyakinkan investor melalui business plan Anda

6). Dimana Mencari Pertolongan untuk Konsultansi Usaha Bilamana Saya Perlu?

Ada banyak sekali sumber untuk konsultasi usaha bisnis Anda. Semua konsultansi ini mudah sekali Anda dapatkan. Saya mengkategorikannya menjadi lima sumber. Pertama, sumber perseorangan, yaitu siapa saja orang didekat Anda yang sudah menguasai bisnis tersebut. Baik karena ia telah merintisnya terlebih dahulu, atau ia dulu pernah bersentuhan dengannya. Yang kedua ialah lembaga dirian pemerintah yang ditugaskan khusus untuk itu. Setahu Saya di Departemen Koperasi ada direktorat pengusaha kecil dan menengah yang dapat membantu Anda. Bank-bank pemberi kredit juga menyediakannya. Ketiga, konsultan atau lembaga non-pemerintah (NGO alias LSM) yang diproklamirkan untuk membantu Anda. Keempat, media massa yang mengulas banyak kiat berhasil dalam usaha. Kelima, ikut pelatihan dan atau lantas berkonsultasi dengan instrukturnya. Prinsipnya, mendapatkan pertolongan konsultasi bisnis Anda mudah bila Anda mencarinya.

7). Bagaimana Saya Menentukan Harga?

Harga produk atau jasa Anda mesti mampu membiayai seluruh investasi peralatan produksi, biaya-biaya bahan, biaya operasional, dan tenaga kerja Anda. Dari harga dasar ini Anda bisa meningkatkan sejumlah persentase tertentu (sesuai hitungan Anda) margin keuntungan yang Anda inginkan. Keuntungan adalah hal vital. Tanpa keuntungan, Anda tidak akan dapat melakukan investasi untuk pertumbuhan (growth). Tetapi karena penetapan harga merupakan bagian strategi bersaing di pasar, maka surveilah terlebih dahulu harga para pesaing Anda. Sederhananya, bandingkan antara kualitas produk pesaing dengan harganya dibandingkan kualitas dan harga Anda. Selain pembandingan dua faktor ini, ada faktor lain berkaitan strategi penjualan Anda seperti kemampuan memberikan pelayanan pasca jual, besaran jumlah unit yang akan terjual, posisi Anda terhadap pesaing, karakteristik konsumen Anda, nilai investasi Anda, dan seterusnya. Untuk strategi penetapan harga yang lebih cermat dan detail berkonsultasilah dengan ahlinya.

8). Bagaimana Cara Mendapatkan Pelanggan atau Pembeli?

Pemasaran adalah lokomotif usaha Anda. Tanpa pemasaran, usaha Anda akan mengikuti nasib “Kapal Titanic”, tenggelam sedikit demi sedikit. Pendekatan pemasaran sederhana untuk usaha kecil barangkali bisa menggunakan pendekatan 4P yang telah Anda kenal: Product, Price, Promotion, Place.

Product ialah apa yang Anda jual? Apa kekuatannya? Mengapa produk Anda layak dibeli? Kelebihannya dibanding pesaing?

Price adalah berapa harga yang Anda tetapkan? Apa tujuan Anda menetapkan harga sedemikian? Bagaimana harga Anda dibandingkan pesaing? Bagaimana kemampuan konsumen membeli produk Anda? Menarikkah? Seimbangkah harga produk versus nilai produk Anda?

Promotion ialah cara apa yang Anda gunakan untuk memperkenalkan produk Anda? Iklan? Dari mulut ke mulut? Brosur? Seminar? Contoh gratis? Presentasi langsung? Internet? Mail-order? Mana cara yang paling efektif?

Place ialah di mana tempat Anda menyediakan produk atau jasa Anda? Mudahkah terjangkau konsumen? Konsumen datang sendiri untuk membeli, atau Anda mengantarnya?

Paduan Empat P yang baik akan membuat usaha Anda dalam jangka panjang punya secercah harapan untuk sukses. Sisanya ialah usaha dan kerja keras Anda.

9). Bagaimana Saya sudah tahu bahwa saya sudah siap untuk berbisnis?

Anda sudah punya rencana bisnis (business plan) yang matang. Anda kenal betul potensi dan siapa saja calon pelanggan Anda. Anda punya biaya usaha untuk minimal setahun. Anda punya tempat untuk berusaha. Anda sudah punya produk atau jasanya. Anda siap memasarkannya. Anda punya orang (diri sendiri atau karyawan) yang handal menjalankan usaha Anda.

D. Sikap Yang Diperlukan Untuk Memulai Usaha

Bukan suatu hal mudah untuk memulai usaha sendiri, tetapi sebaliknya, bukanlah hal sulit untuk dilakukan. Di satu sisi, hal ini dapat menimbulkan resiko besar, sedangkan di sisi lain, kesempatan besar dalam kehidupan juga sedang menanti. Oleh karena itu, sangat masuk akal jika anda menjadi ingin tahu, apa saja yang perlu andamiliki pada saat memulai berbisnis, atau apa saja yang bisa membuat langkah bisnis anda sukses. Ada beberapa hal yang bisa membantu anda untuk memikirkannya sebelum terjun langsung membuka sebuah bisnis (Wuryanano):

1. Carilah cara berbisnis konvensional, dan cobalah. Ingat “business is learning by doing”.

2. Jadilah orang yang fleksibel, dan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi, dengan mendapatkan informasi tentang pangsa pasar, dan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi.

3. Ketahuilah tujuan pribadi anda 5 atau 10 tahun mendatang! Apa yang Anda kehendaki dalam hidup? Jenis penghasilan seperti apa yang Anda inginkan? Anda harus memiliki dan mengetahui tujuan pribadi yang benar-benar penting.

4. Tanyakan pada diri sendiri, apakah anda sedang melakukan sesuatu yang ingin dilakukan? Apakah anda bekerja dengan orang-orang yang memang anda ingin bekerja sama untuk melakukannya?.

5. Miliki ide bisnis yang disertai hasrat membara untuk segera memulai dan mengoperasikannya. Hasrat pribadi ini menjadi bagian dari apa yang anda kehendaki dalam hidup. Jika tidak, jangan harap anda bisa mengubah semua ide anda menjadi bisnis yang sukses.

6. Lihat kembali dan pikirkan pengalaman kerja anda. Pengalaman kerja adalah bagian dari ide bisnis. Jika Anda ingin membuka sebuah bisnis, ada baiknya jika anda ikut program "on the job training" atau magang kerja lebih dulu.

7. Harus berusaha memiliki pengetahuan dasar berbisnis, jangan ngawur atau percaya begitu saja "omongan" tokoh-tokoh bisnis yang sering bilang, bahwa kalau mau bisnis ya jalani saja, tidak perlu mikir. Pengetahuan dasar berbisnis merupakan salah satu pintu masuk untuk memulai bisnis sendiri. Naluri, perasaan, ataupun intuisi bukanlah pengganti untuk pengetahuan. Jadi, belajarlah mendalami bisnis dengan ilmu pengetahuan.

8. Bertanyalah pada hati nurani, apakah anda ingin mulai membuka bisnis karena ingin cepat menjadi kaya raya?. Jika anda ingin memulai bisnis sendiri dengan sikap seperti tersebut, maka itu bukanlah sikap yang benar. Uang memang penting, tetapi itu akan datang kemudian setelah anda melakukan usaha keras, tekun, pantang menyerah, dan dengan rasa hasrat membara.

9. Milikilah "inner vision", yang mengarahkan anda untuk melakukan semuanya dengan sebaik-baiknya! Berikan sesuatu yang dibutuhkan orang. Dengan “inner vision” seperti ini, maka yakinlah anda akan dihargai orang terus-menerus, meskipun mungkin pada awalnya Anda belum menghasilkan uang yang banyak.

10. Jika Anda sudah memiliki sikap mau melakukan semuanya dengan sebaik-baiknya, maka ini akan membentuk anda untuk memiliki komitmen sukses, dan membuat anda untuk terus melangkah dari keadaan sekarang, untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Pada gilirannya nanti, anda akan menjadi seorang yang kaya ide, dan sanggup menerapkan sesuatu yang lebih baik daripada orang lain..

Jika Anda bisa melakukan kesepuluh hal di atas, maka hal itu akan menjadikan anda sebagai orang yang tidak puas dengan pekerjaan dan hasil kerja yang rata-rata (average), tetapi anda akan menjadi orang yang puas dengan melakukan pekerjaan dan menghasilkan sesuatu yang besar (superior).

E. Tahapan Proses Penyusunan Rencana Usaha

Rencana usaha bukanlah sesuatu yang disusun kemudian disimpan dan dilupakan. Perencanaan usaha merupakan bagian dari proses mengemban amanah untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu proses atau kegiatan menyusun rencana kegiatan, dengan demikian rencana adalah suatu hal yang belum dilakukan dan diharapkan akan dilakukan. Agar harapan atau tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil, tentuan suatu kegiatan harus selalu dimulai dari proses perencanaan. Contohnya, apabila kita mau mengadakan resepsi pernikahan, maka akan dimulai dengan menyusun: siapa yang akan kita undang, tempat resepsinya dimana, siapa yang akan jadi panitia, siapa perias pengantin berapa biaya yang diperlukan dan sebagainya. Bahkan untuk kegiatan yang kecil saja seperti mau membuat kue, kita akan mempersiapkan terlebih dahulu bahan–bahan apa yang diperlukan, dimana kita dapat mendapatkan bahan–bahan tersebut, langkah–langkah apa yang harus dilakukan dan sebagainya. Berikut ini disampaikan beberapa langkah dalam membuat perencanaan usaha.

Langkah 1 : Menentukan Visi

Visi adalah gambaran masa depan yang ideal yang menjadi dasar dalam suatu perencanaan, karena itu visi merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai dan direalisasikan. Dalam membangun visi, ada dua kata kunci yaitu kondisi ideal dan dapat direalisasikan, kondisi ideal dimaksud bersifat jauh kedepan namun dengan berbagai pertimbangan dan perhitungan yang akurat, maka hal tersebut memungkinkan dapat dicapai (realistis). Untuk lebih mudah dalam menentukan visi, secara sederhana ini merupakan gambaran dari mimpi atau cita–cita kita di masa yang akan datang. Kita bisa mencoba merumuskan mimpi kita masing–masing, yang kemudian menjadi gambaran dari visi pribadi kita.

Contohnya : masyarakat desa terbebas dari kemiskinan.

Langkah 2 : Menentukan Misi.

Visi di atas yang akan menuntun kita dalam melangkah agar suatu saat impian kita dapat tercapai. Contohnya: Paimin mempunyai cita–cita anaknya bisa menjadi sarjana. Maka salah satu hal yang akan dilakukan dalam hidupnya adalah melakukan upaya-upaya agar anaknya bisa menjadi sarjana, misalnya: meningkatkan penghasilan, menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan, mengusahakan agar anaknya mendapat beasiswa dan sebagainya. Upaya-upaya yang dilakukan agar visinya tercapai disebut dengan misi. Untuk penanggulangan kemiskinan tentu saja misi yang dikembangkan juga disesuaikan dengan visi yang ingin dicapai.

Ada baiknya jika dipahami makna visi, visi, filosofi, dan strategi berikut:

· Visi usaha, menjelaskan bagaimana keberadaan usaha itu sendiri jauh dimasa yang akan datang. Visi mengekspresikan apa yang diinginkan terjadi atas usaha tersebut. Pemahaman visi usaha merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan perkembangan usaha itu sendiri.

· Misi, mendefinisikan apa yang ingin dicapai melalui usaha. Manfaat pernyataan misi akan membawa usaha tersebut kepada para peminjam, pengelola, pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan.

· Filosofi usaha, mengekspresikan nilai-nilai dan keyakinan dari budaya kegiatan usaha.

· Strategi usaha, menunjukkan cara atau bagaimana pengelola akan mencapai tujuan usaha

Langkah 3 : Menentukan Tujuan

Langkah selanjutnya dalam membuat visi menjadi nyata adalah menentukan tujuan yang jelas. Tujuan ini ditentukan apa yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, misalnya 5 tahun atau 3 tahun yang diperkirakan dalam waktu yang ditentukan tersebut tujuan dapat tercapai. Tujuan harus mempunyai rentang waktu, realistik, dan terukur. Contoh pernyataan tujuan:

· Dalam tiga tahun ke depan jumlah pelanggan 100 orang.

· Pada tahun yang akan datang biaya operasional pengelolaan usaha meningkat 10%

Langkah 4 : Mengidentifikasi Sumber Daya

Setelah menentukan tujuan, kita harus memperhatikan faktor sumberdaya yang tersedia dan yang diperlukan guna mencapai tujuan yang sudah kita tentukan. Sumberdaya tersebut bisa berbentuk :

· sumberdaya manusia misalnya, keterampilan, pengetahuan, jumlah, komitmen, kepedulian dan sebagainya.

· Sumberdaya alam seperti lahan, sumber air, batu, pasir,bambu, dan sebagainya

· Sumber dana

Langkah 5 : Menyusun Program

Program adalah instrumen yang dilakukan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik, di dalam program terdiri dapat terdiri dari beberapa kegiatan. Banyak proyek, walaupun mempunyai tujuan yang bagus tetapi memiliki rencana program yang kurang baik menjadi tidak berhasil dicapai. Dalam penyusunan program harus dikaitkan dengan faktor penyebab terjadinya suatu permasalahan serta bagaimana dampaknya. Sehingga permasalahan yang terjadi dapat diminimalisir melalui program tersebut. Perhatikan cotoh berikut.

Program : Peningkatan kesehatan balita warga miskin

Kegiatan : a. Penyuluhan pentingnya gizi bagi balita

b. Pemberian makan tambahan bergizi bagi balita gakin

Langkah 6 : Menyusun Anggaran

Anggaran menunjukkan seberapa besar sumberdana (modal) yang dimiliki yang akan dialokasikan agar program yang sudah direncanakan dapat terlaksana. Menentukan anggaran didasarkan kepada kebutuhan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan program.

Langkah 7 : Menentukan Organisasi Pelaksana

Langkah ini mencakup penjelasan yang lebih rinci mengenai siapa saja yang akan terlibat dan mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang dikembangkan di dalam program, kapan akan dilakukan dan dimana tempatnya

F. Aspek Teknis dalam Menjalan Usaha

Seseorang yang ingin membuka usaha sangat diharapkan untuk mengetahui aspek-aspek teknis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Pemahaman terhadap aspek ini bermanfat untuk sebagai pendorong atau pemberi motivasi bagi mereka yang masih ragu-ragu dalam memulai bisnisnya; namun juga dapat berfungsi sebagai rambu-rambu bagi mereka yang terlalu percaya diri.

Berdasarkan karakter pribadi dan kecocokannya dengan usaha anda, jangan lupa bahwa anda perlu memahami aspek teknis dalam menjalankan usaha. Pemahaman akan beberapa aspek teknis ini akan mempermudah langkah anda dalam menjalankan usaha tersebut. Beberapa aspek teknis yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

a. Permodalan

Setelah menetapkan jenis usaha, dimana lokasinya, dan kapan mulai, maka sebaiknya dihitung kebutuhan modal usaha secara rinci agar dapat diketahui kemampuan yang dimiliki. Jika modal sendiri sudah cukup maka tidak ada masalah; akan tetapi jika harus mencari tambahan modal maka tambahan modal harus dicari. Perlu pula dipahami bagaimana cara memperoleh modal usaha seperti dari teman, dan atau lembaga keuangan (baik bank maupun bukan bank).

b. Aspek Hukum

Aspek hukum dalam berusaha dapat menjadi ganjalan di kemudian hari jika kurang memahaminya. Untuk menghindari masalah di kemudian hari, ada baiknya mempelajari aspek hukum sejak awal.

c. Pengelolaan Keuangan

Selama anda mempersiapkan dan membuka usaha, maka yang tak boleh dianggap sepele adalah pengelolaan keuangan. Keuangan adalah urat nadi usaha (perusahaan) sehingga bila terjadi kebocoran akibatnya bisa fatal. Pietra sarosa (2006) mengemukakan 6 hal yang perlu dicermati dalam keuangan usaha.

  • Telitilah dalam mencatat dan menghitung keuangan usaha anda, berikan perhatian khusus pada penjualan dan biaya-biaya
  • Pahami cara menyusun, membaca dan menganalisa laporan keuangan dan rasio-rasio usaha
  • Pisahkan keuangan keluarga dari keuangan usaha
  • Hitung kapan usaha anda mencapai titik impas, dan lihat apakah modal anda mencukupi untuk sampai ke titik tersebut.
  • Hitung seberapa lama anda bisa bertahan dalam keadaan tidak ada penjualan tanpa menggerogoti keuangan keluarga
  • Siapkan alternatif penyelamatan keuangan anda jika usaha anda mengalami kerugian
  • Pelajari dengan seirus tentang tehnik perhitungan rasio usaha, pembukuan, dan lain-lain.

d. Menghadapi Persaingan

Sekali anda memutuskan untuk terjun ke dunia usaha, berarti anda harus siap untuk bersaing saing dengan pemain-pemain lain. Persaingan erat hubungannya dengan bagaimana memperebutkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Memperebutkan pelanggan tidak akan lepas dari urusan pemilihan pasar, teknik-teknik pemasaran, merebut hati pelanggan.

e. Mentor Sebagai Pendukung Usaha

Jika anda belum pengalama sama sekali dalam usaha, mungkin anda merasa gamang jika harus melangkah sendirian. Oleh karena itu perlu anda mencari mentor yang berfungsi sebagai pembimbing, baik segi teknis maupun psikologis. Mentor yang baik dapat memberikan motivasi dan arahan yang tepat bagi usaha anda, sekaligus mengurangi kegamangan dan meminimalkan resiko.

G. Produk Bernilai Tambah

Suatu produk, baik berupa barang atau jasa, merupakan sumber penghasilan dari suatu perusahaan. Produk adalah sesuatu yang ditawarkan oleh pihak produsen kepada konsumen. Karena itu produk tidak dapat anda tawarkan begitu saja dengan konsumen tanpa membuatnya menjadi lebih menarik dibandingkan dengan produk pesaing anda. Harus ada nilai lebih yang bisa menjadi alasan kenapa konsumen harus memilih produk anda.

a. Kualitas Terbaik

Kualitas merupakan standar pertama yang harus dipenuhi oleh suatu produk dan layanan. Tidak ada kompromi untuk standar kualitas suatu produk kecuali anda mau mengubah kemasan produk dan nama perusahaan anda. Tanpa produk berkualitas baik, anda hanya dapat menipu konsumen sekali saja, begitu konsumen membeli produk anda dan tidak menemukan kualitas yang diharapkan maka konsumen tersebut kemungkinan besar akan meninggalkan anda. Kualitas yang baik akan memberikan pengalaman baik kepada konsumen dan konsumen bisa menjadi iklan bagi produk anda karena dia akan berbagi pengalaman baik tersebut dengan konsumen lainnya. Jangan pernah berpikir kalau produk anda berkualitas maka daya tahan yang lama akan membuat konsumen lama untuk membeli lagi produk anda. Pandangan itu salah, karena bila anda mengidahkan kualitas yang ada konsumen beralih dari produk anda. Kualitas bukan ditentukan oleh produsen akan tetapi ditentukan oleh kepuasan konsumen. Jadi berikan yang terbaik untuk kualitas produk anda agar anda dapat menerima hasil terbaik dari pelanggan anda.

b. Harga Pantas

Orang bilang harga tidak berbohong, artinya bila harga suatu barang mahal maka memang harga mahal itu wajar untuk produk yang berkualitas. Maksud sebenarnya adalah harga suatu produk haruslah dalam jangkauan yang wajar, tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Apabila harga terlalu mahal maka konsumen akan berpikir beberapa kali sebelum membeli produk anda. Beberapa orang justru lebih memilih membeli produk yang lebih murah asal bisa dipakai, tanpa memikirkan kualitas. Namun tentu hal ini tidak berlaku lama, karena dengan proses waktu maka konsumen tersebut akan tersadar bahwa sebenarnya membeli produk berkualitas akan lebih menguntungkan dari segi penghematan biaya, waktu, dan tenaga. Namun harga yang terlalu murah pun akan menimbulkan kecurigaan dan kesan murahan serta tidak berkualitas bagi produk anda, walaupun pada kenyataannya produk anda memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu, anda harus pintar menentukan harga yang wajar dan pantas untuk produk anda. Berikut tips menentukan harga yang wajar dan pantas untuk produk anda:

· Tentukan harga modal per item dari produk anda. Jumlahkan biaya produksi, biaya promosi, dan biaya distribusi per item produk. Lalu jadikan total biaya per item produksi menjadi harga modal untuk produk anda.

· Lakukan survei produk sejenis dan tentukan range produk untuk kategori murahan dan kemahalan. Caranya: lihat dari kemasan produk dan pastikan kualitasnya baik, bila kemasan menarik dan harga sedikit diatas harga rata-rata produk sejenis maka harga tersebut bisa jadi menjadi patokan harga tertinggi untuk harga wajar atau pantas untuk produk tersebut. Barang yang dianggap murah biasanya bisa kelihatan dari kemasannya, kemasan yang biasa dan tidak menarik membuat biaya produksinya menjadi murah, namun kemasan tidak menunjukan kualitas jadi anda harus mencari patokan barang berkualitas dengan kemasan biasa dan jadikan harga barang tersebut menjadi harga terendah untuk harga pantas produk tersebut.

· Anda tinggal memilih dari jangkauan harga wajar dari harga tertinggi dan terendah produk tersebut dan mungkin baik untuk memilih tidak terlalu jauh dari harga wajar terendah sebagai awal produk anda. Anda dapat meningkatkan harga seiring perkembangan dari produk anda.

3. Kemasan Menarik

Kemasan merupakan kunci pemikat pertama dari suatu produk. Kemasan menjadi daya tarik visual untuk produk anda. Pandangan visual merupakan interaksi tercepat dan mungkin yang pertama yang dapat dilakukan oleh konsumen dengan produk anda. Saat ini konsumen sudah tidak terlalu sensitif terhadap harga. Apabila anda menjual produk diluar kebutuhan pokok maka target pemasaran anda sebagian besar terhadap golongan menengah ke atas yang menjadikan harga bukan faktor utama untuk keputusan membeli suatu produk. Apa yang mereka lihat dan rasakan akan menjadi andil penentu dari keputusan pembelian terhadap produk anda. Oleh karena itu, kemasan yang memberikan pengalaman baik kepada konsumen akan membuat konsumen mengingat produk anda dan tentu berpeluang besar menjadi pembeli produk anda. Pastikan kemasan produk anda memiliki kemasan dengan:

· Menarik, desain produk yang menarik dan unik akan menjadi nilai lebih yang membedakan produk anda dengan produk sejenis. Desain yang menarik akan memikat konsumen pada saat melihat produk anda dan membuatnya berpeluang menjadi pembeli. Karena bagaimana konsumen akan membeli produk anda bila melihatnya saja ia tidak tertarik. Karena itu pastikan desain produk anda dapat menarik perhatian konsumen.

· Bentuk yang ergonomis, bentuk yang disesuaikan dengan keadaan fisik manusia membuat pengguna produk lebih nyaman dalam menggunakan produk tersebut. Contohnya produk kursi yang di desain bentuknya agar ergonomis akan membuat seseorang dapat duduk lebih lama di kursi tersebut dibandingkan duduk di bangku biasa yang bentuknya standar saja. Kenyamanan merupakan pengelaman yang sangat baik bagi konsumen dan menjadikan konsumen betah menggunakan produk anda.

· Sentuhan berkualitas, setelah melihat konsumen akan tertarik untuk menyentuhnya. Ada beberapa barang yang menjadikan sentuhan merupakan jawaban dari kualitas suatu produk, contohnya produk tekstil. Dengan menyentuhnya maka konsumen dapat merasakan kualitas dan pengalaman yang baik dari produk anda.

· Aroma yang menggugah, aroma secara tidak sadar mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Seperti kita tau ada terapi dengan aroma yang mampu menenangkan jiwa seseorang. Karena itu aroma yang menarik dan menggugah konsumen akan membantu membuat konsumen menjadi pembeli produk anda. Apalagi bila produk makanan, dulu di Bandung jaman kuliah saya sering mencoba makanan baru karena tidak tahan mencium aroma masakan yang begitu menggoda.

· Informasi baik, jangan lupa sertakan informasi penting dengan produk anda. Baik itu cara penggunaan, efek samping, kandungan produk, alamat perusahaan, dan informasi lainnya untuk membantu pembeli mengetahui lebih jauh apakah mereka telah membeli produk yang mereka inginkan. Jangan sampai pembeli merasa tertipu dengan produk anda karena hal ini akan membuat konsumen tidak akan membeli produk anda untuk kedua kalinya.


4. Penuhi Kebutuhan Konsumen

Anda harus jeli melihat kebutuhan konsumen, apa yang sedang mereka perlukan atau yang akan mereka butuhkan. Contohnya para produsen baju memproduksi jaket lebih banyak pada saat musim hujan karena kebanyakan orang membutuhkan jaket pada saat musim hujan. Namun bisa saja bila anda pandai menganalisa perkembangan pasar maka anda bisa melihat apa yang bisa anda keluarkan dan menjadi barang kebutuhan konsumen. Namun biasanya hal seperti ini terjadi dalam jangka panjang.


5. Ikuti Tren Pasar

Anda senang tren, atau model yang sedang laku di pasaran. Tidak ada salahnya kita selalu terbuka dan menerima perubahan pasar. Karena perubahan tren pasar merupakan perubahan kebutuhan para konsumen. Tren justru akan menjadi sesuatu yang dapat memicu penjualan produk anda. Pada saat mobil sedang tren mengeluarkan model tertentu, maka konsumen pun ramai-ramai membelinya. Hal ini karena tren pasar sedang menuju ke model itu. Apabila anda tidak mengikuti perkembangan pasar, maka anda tentu akan ketinggalan dari para pesaing anda.

H. Alasan, Waktu Dan Cara Melakukan Evaluasi Usaha

Pernahkah anda memperhatikan apa yang selalu dilakukan oleh seseorang yang sedang memasak untuk memastikan bahwa masakannya mempunyai rasa seperti yang diinginkannya? Orang tersebut pastilah mencicipi masakan tersebut terlebih dahulu sebelum dihidangkan. Kegiatan mencicipi pada dasarnya merupakan kegiatan evaluasi (penilaian). Evaluasi untuk menentukan rasa makanan dan mengetahui bumbu-bumbu apa saja yang kurang atau kelebihan.

Dalam membuka usaha tentu saja diperlukan evaluasi untuk mengetahui apakah usaha kita telah berkembang dengan baik, seberapa jauh perkembangannya, atau justru mengalami kemunduran. Setelah mengetahui kondisi usaha yang dijalankan, barulah kita mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk memperbaiki ataupun mengembangkan kondisi tersebut.

1). Mengapa Evaluasi Usaha Penting?

Banyak usaha yang suskes pada saat didirikan namun perlahan-lahan meredup. Evaluasi perlu dan tindakan perbaikan juga perlu. Evaluasi perlu untuk:

· Mengetahui posisi usaha

Kondisi keseluruhan usaha meliputi modal, utang, harta, rata-rata penjualan, rata-rata pengeluaran, persediaan barang, keadaan karyawan, dll.

· Mengetahui adanya kemajuan atau kemunduran

Cara untuk menegetahui kemajuan atau kemunduran usaha adalah dengan membandingkan posisi usaha dengan evaluasi sebelumnya (evaluasi posisi awal dan posisi kini). Apakah penjualan menunjukkan kecenderungan meningkat, apakah laba bersih meningkat atau menurun?

· Mengambil langkah-langkah perbaikan dan pengembangan

Apapun kondisi usaha anda saat ini, sudah tentu anda ingin membuatnya lebih baik lagi. Jika usaha anda meningkat maka anda ingin lebih mengembngkannya lagi; dan jika ternyta kondisinya menurun, anda juga pasti ingin melakukan tindakan perbaikan. Dengan evaluasi mak anda akan lebih mdah melakukan tindakan perbaikan.

· Menentukan target usaha berikutnya

Menentukan langkah perbaikan dan pengembangan harus dibarengi dibarengi dengan suatu target pencapaian usaha. Misalnya berapa target penjualan yang harys dicapai pada 2 bulan ke depan. Dengan melakukan evaluasi, anda dapat menetapkan target yang sesuai; atau bila ada peluang bagus maka anda akan memperbaharui target pencapaian.

2). Kapan Melakukan Evaluasi?

Tidak ada patokan baku kapan saat yang tepat untuk melakukan evaluasi, namun saat melakukan evaluasi dapat digolongkan menjadi dua.

· Secara rutin/berkala

Evaluasi dapat dilakukan mingguan, bulanan, triwulanan atau tahunan. Evaluasi berkala baik untuk dilakukan karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul dapat lebih cepat diatasi dan peluang untuk pengembangan dapat lebih cepat dimanfaatkan.

· Secara Insidental

Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat. Evaluasi ini sering dilakukan bila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini kurang bagus karena seringkali pada saat dilakukan evaluasi masalahnya sudah terjadi sehingga yang dapat dilakukan hanyalah tindakn koreksi, sedangkan tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan.

3). Aspek-Aspek Yang Perlu Dievaluasi

· Kondisi Keuangan

Keuangan adalah darah bagi setiap usaha. Bila terjadi kebocoran dalam keuangan, usaha akan menjadi lesu dan lambat laun akan mati. Cara paling mudah untuk mengevaluasi keuangan usha anda adalah dengan cara mengevaluasi laporan keuangannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat laporan keuangan yang akurat secara berkala. Laporan keuangan mencakup Neraca, Laporan Laba-Rugi, Budget Usaha, dan Laporan Arus Kas. Kinerja keuangan usaha dapat diukur dengan rasio pengukur seperti rasio lancar, keuntungan atas penjualan. laba atas total harta, pertumbuhan penjualan, dll.

· Kondisi Pasar

Kondisi pasar seringkli berubah dengan cepat sehingga diperlukan dengan pengamatan dan evaluasi terus menerus untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pasar. Evaluasi pangsa pasar, yaitu evaluasi tentang seberapa bagian dari pasar yang telah dikuasai oleh usaha (produk) kita Selian itu, siapa saja pesaing anda dan bagaimana kondisi pesaing tersebut, mana pemain lama dan mana pemain baru. Apakah pelanggan masih menyukai produk anda atau sudah berpaling ke produk lain?

· Efektivitas dan Efisiensi Usaha

Usaha yang sehat biasanya ditandai dengan kinerja yang efektif dan efisien. Efektivitas dan efisiensi dapat dilihat dari beberapa aspek seperti 4 T (Tepat Produk, Tepat Harga, Tepat Lokasi, Tepat Promosi). Keempat “tepat” ini harus dievaluasi agar selalu tepat mendatangkan keuntungan usaha. Selain 4 T, faktor sumberdaya manusia (SDM) dan teknologi juga juga berpengaruh terhadap usaha anda. Apabila anda melihat SDM anda tidak ramah pada pelanggan, tidak produktif, maka perlu dievaluasi kompensasi/insentif mereka atau situasi kerja yang ada dalam usaha anda.

· Dampak Lingkungan dan Dampak Sosial

Alangkah baiknya jika dalam evaluasi juga dimasukkan dampak lingkungan dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh usaha anda. Apakah usaha anda mencemari lingkungan, menimbulkan suara bising, menghalangi lalu lintas?. Bila ya, maka harus dicari solusinya. Upaya pemecahannya dapat melibatkan warga sekitar sehingga mereka juga memahami masalah usaha anda. Bila tidak ada masalah, anda juga dapat menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan warga sekitar, dengan cara menyumbang untuk pembangnan fasilitas umum seperti sarana olahraga, dan lain-lain (IR).